Semua orang dari semua umur dan pekerjaan memerlukan
informasi untuk mendukung pekerjaan sehari-hari. Informasi menjadi bahan atau
bahkan komoditas yang sangat unggul dalam pola kehidupan manusia. Tanpa
informasi, manusia tidak bisa berperan banyak dalam lingkungannya. Semua
kegiatan membutuhkan informasi yang tepat supaya arah kegiatan tersebut bisa
dikendalikan dengan baik sesuai dengan tujuan dan pengelolaan kegiatan yang
bersangkutan (Yusup, 1995: 2).
Data,
Informasi, dan Pengetahuan
Teskey (Pendit dalam Rosita, 2006: 27) membedakan data,
informasi, dan pengetahuan sebagai berikut:
1. Data adalah hasil
observasi langsung terhadap suatu kejadian atau kedadaan, data merupakan entitas
yang dilengkapi dengan nilai tertentu. Entitas ini merupakan pertambangan yang
mewakili objek atau konsep dalam dunia nyata.
2. Informasi adalah kumpulan
data yang terstruktur untuk memperlihatkan adanya hubungan entitas tersebut.
3. Pengetahuan adalah model
yang digunakan manusia untuk memahami dunia, dan yang dapat diubah-ubah oleh
informasi yang diterima pikiran manusia.
Data?
Secara
konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadia, aktivitas, dan transaksi,
yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada
pemakai (Kadir, 2003: 29).
Data dapat berupa nilai yang terformat, teks,
citra, audio, dan video. Nilai yang terformat adalah data dengan suatu format
tertentu. Misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai
mata uang. Teks adalah sederetan huruf, angka, dan symbol-simbol khusus
(misalnya + dan $) yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item
secara individual. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar. Citra
dapat berupa grafik, foto, hasil roentgen, dan tanda tangan, ataupun gambar lain. Audio
adalah data dalam bentuk suara. Instrument musik, suara orang atau suara
binatang, gemercik air, detak jantung merupakan beberapa contoh data audio.
Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa saja
dilengkapi dengan suara. Video dapat digunakan untuk mengabdikan suatu kejadian
atau aktivitas (Kadir, 2003: 29 – 31).
Informasi
Dari sudut pandang dunia perpustakaan, informasi adalah
suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang
dibuat seseorang (Estabrook dalam Yusup, 2001: 20).
Menurut Davis (dalam Kadir, 2003: 31), informasi adalah
data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Definisi
tersebut merupakan definisi informasi dalam pemakaian system informasi.
Dus, Wersig, dan Neveling (Pendit, 2003: 33) melihat
informasi sebagai struktur, proses, pesan, pengetahuan, makna dan efek.
Buckland (Pendit, 2003: 33) mambagi informasi menjadi sesuatu (a thing) dalam bentuk pengetahuan yang terekam,
selain pengetahuan yang secara pribadi dipegang oleh seseorang dan sebagai
proses, yaitu ketika seseorang menjadi terinformasi (being
informed) dan
mengalami perubahan dalam pengetahuannya.
Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah kombinasi dari naluri, gagasan,
aturan, dan prosedur yang mengarahkan tindakan atau keputusan (Alter dalam
Kadir, 2003: 34). Sebagai gambaran, informasi yang dipadukan dengan pengalaman
masa lalu dan keahlian akan memberikan suatu pengetahuan yang tentu saja
memiliki nilai yang tinggi. Sebuah gambaran antara hubungan antara data,
informasi, dan pengetahuan ditunjukkan pada gambar berikut (Kadir, 2003: 34).
Ciri Informasi
Menurut Davis (1991: 29 – 30) informasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Benar atau salah. Ini
dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi yang
salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
2. Baru. Informasi dapat
samasekali baru dan segar bagi penerimanya.
3. Tambahan. Informasi
dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah
ada.
4. Korektif. Informasi dapat
menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu sebelumnya.
5. Penegas. Informasi dapat
mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena meningkatkan
persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut.
Nilai
Informasi
Nilai informasi berkaitan dengan bentuk data
yang disajikan, apakah berbentuk pita magnetik, buku, jurnal, abstrak, bentuk
isian, disk, dan sebagainya (Suryana dalam Koswara,
1998: 102).
Pada umumnya nilai informasi harus mencakup
(Suryana dalam Koswara, 1998: 102):
1.
Isi
informasi (luas bidang cakupan)
2.
Kecermatan pembuatan dan format
penyajian
3.
Kemutakhiran informasi (up-to-dateness)
4.
Kualitas
informasi (kredibilitas dan akseptibilitas)
5.
Frekuensi penyajian informasi
Untuk mengetahui atau menentukan nilai dari suatu
informasi, dapat dikaitkan dengan sepuluh sifat-sifat berikut (Siagian dalam
Sobur, 2004: 29):
1. Mudah diperoleh. Suatu
informasi makin dinilai jika dapat diperoleh dalam waktu yang cepat dan mudah.
2. Luas dan lengkap
informasinya. Hal ini menyangkut selain isi/volume informasi juga kegunaan
dalam pengambilan keputusan. Sifat ini sangat kabur sehingga
sulit mengukurnya.
3. Ketelitian. Berhubungan
dengan tingkat kesalahan pengolahan informasi. Maksudnya apakah informasi yang
diterima dapat benar seluruhnya atau sebagian atau tidak benar sama sekali.
4. Kecocokan. Mengaitkan
informasi dengan masalah yang dihadapi. Artinya, kalau informasi yang masuk
dapat berguna dalam menyelesaikan masalah yang ada maka dikatakan informasi itu
cocok.
5. Ketepatan waktu.
Berkaitan dengan lamanya waktu yang harus dilalui sebelum suatu data menjadi
informasi.
6. Kejelasan. Menunjukkan
sifat mudahnya informasi dipahami, dalam arti informasi perlu dibersihkan dari
istilah-istilah yang kurang jelas.
7. Keluwesan. Berkaitan
dengan kegunaan informasi untuk berbagai pengambilan keputusan. Makin banyak
keputusan yang diambil dari suatu informasi makin luwes informasi tersebut.
8. Dapat dibuktikan.
Berkaitan dengan tepat tidaknya informasi itu diuji kebenarannya oleh beberapa
orang sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang sama.
9. Bebas dari prasangka.
Informasi semakin bernilai jika didalamnya tidak dimasukkan unsur opini, sebab
dengan memasukkan unsur opini maka informasi bersifat bias.
10. Dapat
dilacak kebenarannya. Sifat ini mengacu pada keinginan agar informasi berasal
dari kekayaan riil, bukan kabar angin, desas-desus, dan sebagainya, yang tidak
dapat digali kebenarannya atau sumbernya.
Komponen
atau Jenis Informasi
Menurut
Muchyidin (dalam Koswara, 1998: 139) informasi memiliki enam komponen yang
masing-masing memiliki sifat, karakteristik, dan kekhasannya masing-masing. Adapun
keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah:
1.
Absolute information,
merupakan ‘pohonnya’ informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dengan
suatu jaminan dan tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
2.
Substitutional information, yaitu
jenis informasi yang merujuk kepada kasus dimana konsep informasi digunakan
untuk sejumlah informasi. Dalam pengertian ini, informasi kadangkala digantikan dengan
istilah ‘komunikasi’.
3.
Philosophic information, yaitu
jenis informasi yang berkaitan dengan konsep-konsep yang menghubungkan
informasi pada pengetahuan dan kebijakan.
4.
Subjective information, yaitu
jenis informasi yang berkaitan dengan perasaan dan emosi manusia. Kehadiran
informasi ini bergantung pada orang yang menyajikannya.
5.
Objective information, yaitu
jenis informasi yang merujuk pada karakter logis informasi-informasi tertentu.
6.
Cultural information, yaitu
informasi yang memberikan tekanan pada dimensi kultural.
SUMBER :
Alwasilah, A. Chaedar. 2003. Pokoknya Kualitatif:
Dasar-dasar Merancang Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Armstrong, Thomas. 2002. Sekolah Para Juara: Menerapkan
Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan. Bandung: Kaifa.
Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia: Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
0 komentar:
Posting Komentar